Cara Kerja Automated Market Maker (AMM)

📚 Disclaimer Edukasi

Artikel ini disediakan murni untuk tujuan edukasi tentang teknologi blockchain dan cryptocurrency. Informasi yang disampaikan:

  • ✅ Fokus pada aspek teknologi dan edukasi
  • ✅ Bertujuan meningkatkan pemahaman
  • ❌ BUKAN saran investasi atau trading
  • ❌ BUKAN rekomendasi finansial

Selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan konsultasi dengan profesional sebelum membuat keputusan terkait cryptocurrency.

Ilustrasi cara kerja Automated Market Maker (AMM) di dunia kripto.

Selamat datang di dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi)! Jika Anda pernah mendengar tentang bursa terdesentralisasi atau DEX, kemungkinan besar Anda juga pernah berinteraksi secara tidak langsung dengan salah satu inovasi paling fundamental di baliknya: Automated Market Maker, atau yang akrab disebut AMM. Konsep AMM ini adalah pilar utama yang memungkinkan perdagangan aset kripto berlangsung tanpa perantara di banyak platform DeFi populer. Bayangkan sebuah sistem di mana Anda bisa menukar satu aset kripto dengan aset kripto lainnya kapan saja, 24/7, tanpa harus menunggu penjual atau pembeli lain yang cocok dengan pesanan Anda.

Sebelum AMM hadir, sebagian besar bursa kripto bekerja dengan model buku pesanan (order book), mirip dengan bursa saham tradisional. Di sana, Anda harus memasang pesanan beli atau jual, dan menunggu pesanan yang berlawanan muncul dengan harga yang cocok. Proses ini bisa efisien di bursa dengan volume tinggi, tetapi untuk aset yang kurang populer atau di bursa baru, likuiditas seringkali menjadi masalah besar. Sulit menemukan pasangan dagang, spread harga bisa sangat lebar, dan pengalaman pengguna bisa menjadi kurang optimal.

Nah, yang menarik adalah, AMM datang untuk mengubah permainan ini. Alih-alih mengandalkan buku pesanan, AMM menggunakan kumpulan aset (disebut "liquidity pool") yang dikelola oleh kontrak pintar. Ini memungkinkan siapa saja untuk menjadi penyedia likuiditas, menyumbangkan aset mereka ke pool, dan mendapatkan imbalan dari biaya transaksi yang dihasilkan. Ini bukan hanya membuka pintu bagi perdagangan yang lebih mudah dan cepat, tetapi juga mendemokratisasi akses ke pasar, memungkinkan siapa pun untuk berpartisipasi aktif dalam menyediakan likuiditas dan mengambil bagian dalam ekosistem keuangan yang berkembang pesat ini. Oke, jadi begini, mari kita selami lebih dalam bagaimana AMM ini bekerja.

Apa Itu Automated Market Maker (AMM)?

Secara sederhana, Automated Market Maker adalah protokol desentralisasi yang menggunakan rumus matematika untuk menentukan harga aset dan memfasilitasi perdagangan secara otomatis, tanpa memerlukan buku pesanan atau perantara. Di jantung setiap AMM terdapat apa yang disebut "liquidity pool" atau kumpulan likuiditas. Pool ini adalah sekelompok aset kripto yang dikunci dalam kontrak pintar, dan aset-aset inilah yang memungkinkan perdagangan terjadi.

Berbeda dengan bursa tradisional yang mengandalkan pembeli dan penjual untuk menemukan satu sama lain melalui buku pesanan, AMM menciptakan pasar sintetis di mana Anda berinteraksi langsung dengan pool likuiditas itu sendiri. Saat Anda ingin menukar Token A dengan Token B, Anda tidak berdagang dengan individu lain. Sebaliknya, Anda mengirim Token A ke pool dan menerima Token B dari pool tersebut. Harga pertukaran ditentukan oleh rasio aset dalam pool dan rumus matematika yang mendasarinya.

Siapa yang mengisi pool likuiditas ini? Mereka adalah para "Penyedia Likuiditas" (Liquidity Providers atau LP). LP ini adalah pengguna seperti Anda atau saya yang memilih untuk menyumbangkan pasangan aset (misalnya, ETH dan USDC) ke dalam pool. Sebagai imbalan atas penyediaan likuiditas ini, mereka menerima sebagian dari biaya transaksi yang dibayarkan oleh para pedagang. Ini menciptakan insentif yang kuat bagi pengguna untuk menyumbangkan aset mereka, memastikan bahwa selalu ada likuiditas yang tersedia untuk perdagangan. Ini adalah ekosistem yang saling menguntungkan.

Konsep ini benar-benar revolusioner karena memecahkan masalah likuiditas yang menjadi momok di pasar-pasar baru atau yang kurang populer. Dengan AMM, likuiditas selalu tersedia, meskipun hanya ada sedikit pedagang yang aktif pada satu waktu. Selama ada aset di pool, perdagangan bisa terjadi. Ini adalah fondasi yang memungkinkan pertumbuhan pesat dari seluruh ekosistem DeFi yang kita lihat saat ini berkembang.

Formula Ajaib di Balik AMM: Fungsi Produk Konstan

Bagian paling mendasar dari kebanyakan AMM, terutama yang dipopulerkan oleh Uniswap versi awal, adalah formula "fungsi produk konstan": x * y = k. Mari kita bedah ini. Dalam rumus ini:

  • x adalah jumlah token pertama dalam pool (misalnya, ETH).
  • y adalah jumlah token kedua dalam pool (misalnya, DAI).
  • k adalah konstanta, yang berarti produk dari jumlah kedua token ini harus selalu tetap sama setelah setiap transaksi (tidak termasuk biaya transaksi dan penambahan/penarikan likuiditas).

Oke, jadi begini cara kerjanya. Misalkan ada sebuah pool likuiditas yang berisi 10 ETH dan 10.000 DAI. Maka, x = 10 dan y = 10.000. Dengan demikian, k = 10 * 10.000 = 100.000. Rumus ini akan memastikan bahwa, tidak peduli berapa banyak ETH atau DAI yang ditambahkan atau ditarik dari pool melalui perdagangan, produk dari jumlah kedua token akan selalu berusaha mendekati k. Ini secara efektif menentukan harga relatif kedua aset tersebut.

Ketika seseorang ingin membeli ETH menggunakan DAI, mereka akan mengirim DAI ke pool. Jumlah DAI dalam pool akan meningkat, dan karena k harus tetap konstan, jumlah ETH yang diambil dari pool harus mengurangi x sedemikian rupa sehingga x * y tetap sama dengan k. Semakin banyak DAI yang dimasukkan ke pool, semakin tinggi harga efektif ETH yang akan dibeli, karena jumlah ETH yang tersisa di pool akan semakin sedikit relatif terhadap DAI. Ini juga berarti bahwa harga aset secara otomatis menyesuaikan berdasarkan penawaran dan permintaan dalam pool, tanpa campur tangan manusia secara langsung.

Dampak transaksi terhadap harga sangatlah penting untuk dipahami. Setiap kali terjadi perdagangan, rasio aset dalam pool berubah. Perubahan rasio ini secara inheren menyebabkan perubahan harga. Jika Anda membeli banyak ETH dari pool ETH/DAI, Anda akan mengurangi jumlah ETH dan meningkatkan jumlah DAI dalam pool. Ini membuat ETH relatif lebih mahal dan DAI relatif lebih murah di pool tersebut, mendorong arbitrase untuk menyamakan harga dengan bursa lain. Mekanisme ini memastikan bahwa likuiditas tersedia, tetapi juga memperkenalkan konsep "slippage" untuk transaksi berukuran besar.

Mekanisme Swap (Perdagangan) di AMM

Mari kita bayangkan Anda ingin menukar 100 DAI dengan ETH di sebuah DEX yang menggunakan AMM. Prosesnya akan berjalan kira-kira seperti ini: Pertama, Anda akan terhubung dengan dompet kripto Anda ke antarmuka DEX. Anda memilih pasangan perdagangan DAI/ETH dan memasukkan jumlah DAI yang ingin Anda tukarkan. Antarmuka akan menampilkan perkiraan jumlah ETH yang akan Anda terima, berdasarkan rasio saat ini dalam pool likuiditas dan formula AMM.

Setelah Anda mengonfirmasi transaksi, DAI Anda akan dikirim ke kontrak pintar pool likuiditas. Sebagai imbalannya, kontrak pintar akan menghitung berapa banyak ETH yang harus diberikan kepada Anda, berdasarkan rumus x * y = k dan sejumlah kecil biaya transaksi. ETH tersebut kemudian akan dikirim ke dompet Anda. Seluruh proses ini terjadi secara instan (setelah dikonfirmasi di blockchain) dan tanpa memerlukan pihak ketiga untuk mencocokkan pesanan Anda. Anda berinteraksi langsung dengan kontrak pintar, bukan dengan individu lain.

Biaya transaksi, yang biasanya berkisar antara 0,25% hingga 0,3% dari nilai perdagangan, adalah kunci dalam ekosistem AMM. Sebagian besar dari biaya ini didistribusikan kepada para penyedia likuiditas sebagai imbalan atas modal yang mereka kunci di pool. Misalnya, jika biaya transaksi adalah 0,3%, dan Anda menukar 100 DAI, 0,3 DAI akan dipotong sebagai biaya. Sebagian besar dari 0,3 DAI ini akan ditambahkan kembali ke pool, secara efektif meningkatkan nilai pool yang dimiliki oleh para LP. Ini adalah cara LP mendapatkan keuntungan pasif.

Sisa dari biaya transaksi tersebut mungkin digunakan untuk pengembangan protokol atau disimpan dalam kas proyek. Ini adalah model bisnis yang cerdas yang menciptakan insentif kuat bagi LP untuk terus menyediakan likuiditas, karena semakin banyak perdagangan yang terjadi, semakin banyak biaya yang dihasilkan, dan semakin besar potensi pendapatan bagi LP. Ini adalah siklus positif yang menopang likuiditas dan aktivitas perdagangan di DEX.

Menjadi Penyedia Likuiditas (Liquidity Provider/LP)

Menjadi penyedia likuiditas adalah salah satu cara paling fundamental untuk berpartisipasi dan mendapatkan penghasilan di ekosistem DeFi. Jika Anda memiliki beberapa aset kripto yang menganggur dan ingin mendapatkan hasil darinya, menjadi LP adalah pilihan yang menarik. Prosesnya relatif mudah: Anda hanya perlu menyumbangkan sepasang aset dengan nilai yang setara (misalnya, 50% ETH dan 50% DAI berdasarkan nilai dolar AS saat ini) ke pool likuiditas yang spesifik. Setelah Anda menyumbangkan aset, Anda akan menerima "token LP" yang mewakili bagian Anda dari total likuiditas di pool tersebut. Token LP ini dapat di-stake di platform lain atau digunakan sebagai agunan di protokol DeFi lainnya.

Keuntungan utama menjadi LP adalah Anda akan mendapatkan bagian dari biaya transaksi yang dihasilkan oleh setiap perdagangan yang terjadi di pool tempat Anda menyumbangkan likuiditas. Semakin banyak likuiditas yang Anda berikan dan semakin banyak perdagangan yang terjadi, semakin besar potensi penghasilan Anda. Selain biaya transaksi, beberapa proyek juga menawarkan insentif tambahan dalam bentuk token tata kelola (governance tokens) mereka sendiri kepada para LP, sebagai cara untuk menarik lebih banyak likuiditas ke platform mereka. Ini adalah bentuk "yield farming" yang sangat populer di DeFi.

Namun, menjadi LP tidaklah tanpa risiko. Risiko terbesar dan paling sering dibicarakan adalah "Impermanent Loss" (IL). Ini adalah konsep yang sangat penting untuk dipahami sebelum Anda memutuskan untuk menjadi LP. Impermanent Loss terjadi ketika harga aset yang Anda masukkan ke dalam pool berubah secara signifikan dibandingkan dengan saat Anda pertama kali menyediakannya. Mari kita bahas lebih lanjut tentang apa itu Impermanent Loss dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi modal Anda.

Memahami Impermanent Loss

Impermanent Loss, atau kerugian tidak permanen, adalah perbedaan nilai yang akan Anda alami jika Anda hanya menyimpan aset Anda (hodling) dibandingkan dengan jika Anda menyediakannya sebagai likuiditas di AMM, ketika harga aset tersebut berubah. Ini disebut "tidak permanen" karena kerugian ini hanya terwujud jika Anda menarik likuiditas Anda pada saat harga aset telah bergeser secara signifikan. Jika harga kembali ke rasio awal saat Anda menyediakan likuiditas, maka impermanent loss akan menghilang. Namun, jika Anda menarik likuiditas saat ada pergeseran harga, kerugian tersebut menjadi permanen dan nyata.

Mari kita gunakan contoh sederhana. Misalkan Anda menyediakan 1 ETH dan 1000 DAI ke pool ETH/DAI, dengan asumsi harga 1 ETH = 1000 DAI saat itu. Total nilai yang Anda sediakan adalah $2000. Jika harga ETH kemudian naik menjadi 2000 DAI, arbitrase akan mulai bekerja. Pedagang akan membeli ETH dari pool menggunakan DAI, sampai rasio dalam pool disesuaikan. Akhirnya, pool Anda mungkin memiliki 0.7 ETH dan 1414 DAI. Total nilai Anda sekarang adalah 0.7 * 2000 + 1414 = $2814.

Jika Anda hanya memegang 1 ETH dan 1000 DAI Anda, nilainya akan menjadi 1 * 2000 + 1000 = $3000. Perbedaan antara $3000 (hodling) dan $2814 (LP) adalah $186. Ini adalah impermanent loss Anda. Anda kehilangan $186 dibandingkan jika Anda hanya memegang aset Anda. Impermanent loss bisa terjadi baik saat harga aset naik maupun turun relatif terhadap aset pasangannya. Ini adalah risiko inheren yang harus diterima oleh setiap LP, dan semakin besar pergeseran harga, semakin besar pula potensi IL-nya.

Sebagai seorang praktisi di komunitas blockchain, saya telah melihat banyak teman yang gembira dengan keuntungan biaya transaksi, namun kemudian terkejut dengan dampak impermanent loss ketika pasar sangat volatil. Penting untuk diingat bahwa pendapatan dari biaya transaksi harus lebih besar daripada impermanent loss agar menjadi menguntungkan. Beberapa strategi untuk meminimalkan risiko ini termasuk menyediakan likuiditas untuk pasangan aset yang nilainya relatif stabil (misalnya stablecoin ke stablecoin) atau di pool dengan volume perdagangan sangat tinggi sehingga biaya transaksi yang dihasilkan dapat mengimbangi potensi IL.

Jenis-jenis AMM dan Evolusinya

Meskipun rumus produk konstan x * y = k adalah titik awal yang brilian, dunia AMM tidak berhenti di situ. Para inovator di DeFi terus mengembangkan model-model AMM yang lebih canggih dan efisien untuk mengatasi keterbatasan atau kebutuhan spesifik pasar. Evolusi ini menunjukkan betapa dinamisnya ruang DeFi dan komitmen untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna dan efisiensi modal.

AMM Produk Konstan (Uniswap V2)

Model AMM produk konstan, yang paling terkenal diimplementasikan oleh Uniswap V2, adalah tulang punggung awal dari banyak DEX. Formula x * y = k, seperti yang sudah kita bahas, memastikan bahwa pool selalu memiliki likuiditas untuk perdagangan. Keunggulannya terletak pada kesederhanaan dan kemampuannya untuk menyediakan likuiditas tanpa batas, meskipun dengan risiko slippage yang meningkat untuk transaksi besar atau di pool dengan likuiditas rendah. Model ini telah membuktikan dirinya sebagai solusi yang tangguh untuk bootstrapping likuiditas di ribuan pasangan aset kripto. Namun, ada juga batasannya. Efisiensi modal menjadi pertanyaan besar, terutama untuk aset yang harga relatifnya tidak banyak bergerak atau untuk aset yang didesain agar nilainya selalu berdekatan, seperti stablecoin. Pada dasarnya, likuiditas tersebar merata di seluruh rentang harga 0 hingga tak terhingga, yang berarti sebagian besar likuiditas tidak dimanfaatkan secara efisien pada harga pasar yang sebenarnya.

AMM Likuiditas Terkonsentrasi (Uniswap V3)

Melihat tantangan efisiensi modal pada model produk konstan, Uniswap V3 memperkenalkan konsep revolusioner: "likuiditas terkonsentrasi" (concentrated liquidity). Nah, yang menarik adalah, dengan model ini, LP dapat memilih untuk menyediakan likuiditas hanya dalam rentang harga tertentu. Misalnya, seorang LP percaya bahwa harga ETH akan tetap berada di antara $1500 dan $2500. Dia bisa memilih untuk menempatkan likuiditasnya hanya di rentang harga tersebut, alih-alih menyebarkannya di seluruh spektrum harga. Ini memungkinkan LP untuk mendapatkan biaya transaksi yang jauh lebih tinggi dengan jumlah modal yang sama, karena modal mereka digunakan secara lebih efisien pada harga pasar yang relevan. Di sisi lain, ini juga berarti bahwa jika harga aset bergerak keluar dari rentang yang ditentukan oleh LP, likuiditas mereka tidak akan aktif, dan mereka tidak akan mendapatkan biaya transaksi. Mereka juga akan sepenuhnya terekspos pada impermanent loss yang lebih besar jika tidak dikelola dengan baik. Ini adalah inovasi yang luar biasa dalam hal efisiensi modal, tetapi juga menuntut LP untuk lebih aktif dalam mengelola posisi mereka dan memahami dinamika pasar.

AMM Kurva Stabil (Curve Finance)

Jenis AMM lain yang sangat signifikan adalah AMM kurva stabil, yang dipelopori oleh Curve Finance. Model ini dirancang khusus untuk memfasilitasi pertukaran antara aset yang nilainya seharusnya sangat dekat satu sama lain, seperti stablecoin (USDC, USDT, DAI) atau Wrapped Bitcoin (WBTC, renBTC). Alih-alih menggunakan formula produk konstan, Curve menggunakan kurva bonding yang berbeda yang sangat datar di sekitar titik harga yang setara. Ini memungkinkan pertukaran dalam jumlah besar antara stablecoin dengan slippage yang sangat rendah. Bayangkan Anda menukar $1 juta USDC dengan $1 juta USDT; di AMM produk konstan biasa, Anda mungkin mengalami slippage yang signifikan. Namun, dengan AMM kurva stabil, pertukaran tersebut hampir 1:1. Ini sangat krusial untuk infrastruktur DeFi, karena memungkinkan pergerakan modal yang efisien antara aset yang seharusnya stabil, mendukung stabilitas seluruh ekosistem. Ini adalah contoh sempurna bagaimana AMM dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat spesifik.

Keuntungan dan Tantangan AMM

Automated Market Makers telah membawa banyak manfaat ke dunia keuangan, tetapi seperti halnya teknologi baru lainnya, mereka juga datang dengan serangkaian tantangan dan risiko yang perlu dipahami oleh setiap pengguna atau calon penyedia likuiditas. Penting untuk menimbang pro dan kontra sebelum terjun langsung ke dalam ekosistem ini.

Keuntungan AMM

Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari sistem AMM:

  1. Aksesibilitas dan Desentralisasi: Siapa saja dengan dompet kripto dan aset yang sesuai dapat berpartisipasi dalam perdagangan atau menyediakan likuiditas. Tidak ada proses KYC (Know Your Customer) yang rumit atau perantara terpusat yang mengontrol dana Anda. Ini adalah inti dari visi DeFi.
  2. Likuiditas yang Selalu Tersedia: Selama ada aset di pool likuiditas, perdagangan dapat terjadi kapan saja. Ini menghilangkan kebutuhan untuk menunggu pesanan yang cocok dan mengurangi spread harga, terutama di pasar yang kurang likuid.
  3. Biaya Lebih Rendah: Dibandingkan dengan beberapa bursa tradisional yang membebankan biaya tinggi untuk perantara dan layanan, AMM seringkali menawarkan biaya transaksi yang relatif lebih rendah. Sebagian besar biaya ini bahkan kembali kepada penyedia likuiditas, menciptakan ekosistem yang berkelanjutan.
  4. Inovasi dan Komposabilitas: AMM adalah fondasi bagi banyak inovasi DeFi lainnya. Token LP dapat digunakan sebagai agunan, di-stake untuk mendapatkan token tambahan, atau digabungkan dengan protokol lain, menciptakan "uang LEGO" yang sangat kuat dan fleksibel.
  5. Perdagangan Non-Kustodian: Pengguna mempertahankan kendali penuh atas aset mereka di dompet mereka hingga transaksi dikonfirmasi di blockchain. Tidak ada pihak ketiga yang memegang dana Anda, sehingga mengurangi risiko peretasan bursa. Ini adalah keamanan yang superior.

Tantangan dan Risiko AMM

Meskipun ada banyak keuntungan, AMM juga memiliki beberapa tantangan dan risiko yang harus diperhatikan:

  1. Impermanent Loss: Ini adalah risiko terbesar bagi LP, seperti yang sudah dijelaskan. Jika harga aset yang Anda sediakan di pool berfluktuasi secara signifikan, Anda bisa berakhir dengan nilai yang lebih rendah daripada jika Anda hanya memegang aset tersebut.
  2. Slippage: Untuk transaksi besar, terutama di pool dengan likuiditas rendah, harga eksekusi akhir bisa berbeda secara signifikan dari harga yang Anda lihat saat melakukan pesanan. Ini disebut slippage dan dapat mengurangi profitabilitas perdagangan Anda.
  3. Risiko Kontrak Pintar: AMM beroperasi sepenuhnya melalui kontrak pintar. Jika ada bug atau kerentanan dalam kode kontrak pintar, dana di pool bisa berisiko. Meskipun banyak proyek telah diaudit, risiko ini tidak pernah sepenuhnya hilang.
  4. Risiko Rug Pulls dan Honeypots: Dalam ekosistem yang kurang teregulasi, ada risiko proyek-proyek penipuan (rug pulls) yang membuat pool likuiditas palsu untuk menarik dana, kemudian menarik semua likuiditas dan menghilang. "Honeypots" adalah skema di mana hanya pembuat kontrak yang dapat menjual token, menjebak pembeli yang tidak curiga.
  5. Biaya Gas Tinggi: Terutama di blockchain seperti Ethereum, biaya transaksi (gas fees) bisa sangat tinggi, terutama saat jaringan sibuk. Ini bisa membuat perdagangan kecil atau penyediaan/penarikan likuiditas menjadi tidak ekonomis. Ini adalah kendala yang nyata.

Memahami kedua sisi mata uang ini sangat penting. Bagi Anda yang ingin berpartisipasi, disarankan untuk selalu melakukan riset mendalam (DYOR - Do Your Own Research), memahami risiko yang terlibat, dan hanya menginvestasikan apa yang Anda mampu untuk kehilangan. Dengan pemahaman yang tepat, AMM dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk meraih peluang di dunia keuangan terdesentralisasi.

Kesimpulan

Automated Market Maker (AMM) telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan pasar keuangan, khususnya dalam domain aset kripto. Dengan menghilangkan kebutuhan akan buku pesanan tradisional dan perantara, AMM telah membuka pintu bagi desentralisasi sejati, memungkinkan siapa pun untuk berdagang dan menyediakan likuiditas dengan aksesibilitas yang belum pernah ada sebelumnya. Formula produk konstan yang sederhana namun brilian, x * y = k, menjadi dasar bagi sebagian besar inovasi ini, meskipun kita juga telah melihat evolusi menjadi model yang lebih canggih seperti likuiditas terkonsentrasi dan kurva stabil untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih spesifik. Ini benar-benar telah mengubah lanskap perdagangan dan penyediaan likuiditas.

Namun, seperti halnya setiap inovasi disruptif, AMM juga datang dengan serangkaian tantangan yang harus dipahami oleh para partisipan. Impermanent Loss, slippage, risiko kontrak pintar, dan biaya gas adalah beberapa di antaranya. Sebagai praktisi yang aktif di komunitas blockchain, saya selalu menekankan pentingnya edukasi dan kehati-hatian. Ekosistem DeFi menawarkan peluang luar biasa untuk pertumbuhan finansial dan partisipasi dalam sistem yang lebih transparan dan adil, tetapi pemahaman yang mendalam tentang mekanisme dan risikonya adalah kunci untuk menavigasi dengan sukses.

Masa depan AMM terlihat sangat cerah, dengan penelitian dan pengembangan yang terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memperluas fungsionalitasnya. Dari AMM yang lebih fleksibel hingga yang mengintegrasikan data off-chain, inovasi tidak pernah berhenti. Bagi Anda yang baru memulai atau sudah berpengalaman, terus belajar dan beradaptasi adalah esensi untuk tetap relevan dan sukses di dunia DeFi yang dinamis ini. AMM bukan hanya sekadar mekanisme perdagangan; ini adalah cerminan dari potensi desentralisasi untuk membentuk kembali masa depan keuangan kita, satu pool likuiditas pada satu waktu.

Posting Komentar