📚 Disclaimer Edukasi
Artikel ini disediakan murni untuk tujuan edukasi tentang teknologi blockchain dan cryptocurrency. Informasi yang disampaikan:
- ✅ Fokus pada aspek teknologi dan edukasi
- ✅ Bertujuan meningkatkan pemahaman
- ❌ BUKAN saran investasi atau trading
- ❌ BUKAN rekomendasi finansial
Selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan konsultasi dengan profesional sebelum membuat keputusan terkait cryptocurrency.
Selamat datang di dunia aset digital yang semakin berkembang pesat! Jika Anda sudah mengenal NFT (Non-Fungible Token), kemungkinan besar Anda juga pernah mendengar tentang pentingnya desentralisasi dan bagaimana teknologi blockchain menjamin kepemilikan. Tapi pernahkah Anda berhenti sejenak untuk memikirkan, di mana sebenarnya gambar, video, atau audio yang menjadi inti dari NFT Anda itu disimpan? Apakah ia juga terdesentralisasi dan seaman blockchain-nya? Oke, jadi begini, pertanyaan ini sebenarnya krusial dan membawa kita pada salah satu inovasi paling fundamental di balik keabadian aset digital: Sistem Berkas Antarplanet, atau yang lebih dikenal dengan IPFS.
Sebagai seorang blogger crypto berpengalaman, saya telah melihat banyak proyek muncul dan tenggelam, Tapi satu hal yang selalu menjadi fondasi kuat adalah infrastruktur penyimpanan yang handal. Di era di mana informasi adalah segalanya, cara kita menyimpan dan mengakses data menjadi sangat penting. Apalagi untuk NFT, di mana nilai sebuah token seringkali terikat erat dengan keberadaan dan aksesibilitas aset digital yang diwakilinya. Tanpa sistem penyimpanan yang tepat, janji keabadian dan ketidakbisaan digantikan dari NFT bisa saja menjadi omong kosong belaka. Mari kita selami lebih dalam bagaimana IPFS menjadi tulang punggung yang tak terlihat Tapi sangat vital bagi ekosistem NFT.
Artikel ini akan membawa Anda memahami tantangan penyimpanan data tradisional, memperkenalkan IPFS sebagai solusi revolusioner, menjelaskan bagaimana NFT bekerja, dan yang terpenting, bagaimana sinergi antara IPFS dan NFT menciptakan masa depan yang lebih aman dan terdesentralisasi untuk aset digital kita. Bersiaplah untuk mendapatkan wawasan baru yang akan mengubah cara Anda memandang NFT dan seluruh konsep Web3.
Memahami Tantangan Penyimpanan Data di Era Digital
Di dunia yang semakin digital ini, kita semua sangat bergantung pada data. Mulai dari foto liburan pribadi di cloud, dokumen pekerjaan penting, hingga aplikasi perbankan yang kita gunakan setiap hari, semuanya tersimpan di suatu tempat. Sebagian besar dari data ini disimpan menggunakan metode penyimpanan terpusat. Artinya, semua informasi Anda berada di server-server raksasa yang dimiliki dan dikelola oleh satu entitas, seperti Google, Amazon, atau Microsoft. Sistem ini memang nyaman dan cepat, Tapi sebenarnya menyimpan beberapa risiko yang mendasar.
Salah satu risiko terbesar dari penyimpanan terpusat adalah apa yang disebut sebagai "single point of failure" atau titik kegagalan tunggal. Bayangkan jika server utama sebuah perusahaan mengalami masalah teknis, diretas, atau bahkan dimatikan karena alasan tertentu. Seluruh data yang tersimpan di sana bisa saja tidak dapat diakses, rusak, atau bahkan hilang sepenuhnya. Ini bukan hanya hipotesis; kasus kebocoran data dan gangguan layanan telah sering kita saksikan. Bukan cuma itu, entitas yang mengelola server memiliki kontrol penuh atas data Anda, termasuk kemampuan untuk menyensor, membatasi akses, atau bahkan menghapus data Anda tanpa persetujuan Anda. Ini adalah masalah serius dalam konteks kebebasan informasi dan kepemilikan digital.
Dalam konteks Web3, di mana filosofi desentralisasi menjadi inti, ketergantungan pada penyimpanan terpusat adalah sebuah paradoks. Jika blockchain menjanjikan transaksi yang tidak dapat diubah dan kepemilikan yang terverifikasi tanpa perantara, mengapa aset yang diwakili oleh NFT harus disimpan di server pihak ketiga yang rentan terhadap sensor, kegagalan, dan bahkan penghapusan? Kesenjangan inilah yang menciptakan kebutuhan mendesak akan sistem penyimpanan yang sama terdesentralisasinya dengan teknologi blockchain itu sendiri. Inilah mengapa solusi seperti IPFS menjadi sangat relevan dan penting untuk masa depan yang kita bangun.
Apa Itu IPFS? Jantung Sistem Penyimpanan Terdesentralisasi
InterPlanetary File System, atau IPFS, adalah protokol peer-to-peer yang bertujuan untuk menciptakan metode penyimpanan dan berbagi file yang terdesentralisasi dan persisten. Daripada mengandalkan server terpusat yang Anda ketahui, IPFS memungkinkan setiap komputer yang berpartisipasi dalam jaringannya (disebut "node") untuk menyimpan, menerima, dan mengirimkan file. Ini adalah langkah maju yang signifikan dari cara internet bekerja saat ini, yang sebagian besar mengandalkan lokasi server untuk menemukan data.
Oke, jadi begini, cara kerja internet yang Anda kenal saat ini adalah berbasis lokasi. Saat Anda mengetikkan alamat situs web, browser Anda mencari server di lokasi geografis tertentu dan meminta file dari sana. Jika server itu mati, atau lokasi file berubah, Anda tidak bisa mengaksesnya. IPFS mengubah paradigma ini menjadi "content addressing" atau pengalamatan berdasarkan konten. Artinya, setiap file yang ditambahkan ke IPFS diberi pengidentifikasi unik berdasarkan isinya, bukan lokasinya. Pengidentifikasi ini disebut CID (Content Identifier) dan merupakan hasil dari fungsi hash kriptografis yang diterapkan pada file tersebut. Jika bahkan satu bit pun dalam file berubah, CID-nya akan berubah, menjamin keunikan dan integritas file tersebut.
Manfaat dari pendekatan ini sangat banyak. Pertama, ini meningkatkan ketahanan. Jika sebuah file disimpan di banyak node IPFS, bahkan jika beberapa node offline, file tersebut masih dapat diakses dari node lain. Tidak ada lagi "single point of failure". Kedua, ini meningkatkan efisiensi. Saat Anda meminta file, IPFS akan mencari node terdekat yang memiliki salinan file tersebut, mengurangi waktu muat dan penggunaan bandwidth. Ketiga, dan ini sangat penting, ini menawarkan ketahanan terhadap sensor. Karena file tidak dikontrol oleh satu entitas, sangat sulit bagi pemerintah atau perusahaan untuk memblokir atau menghapus konten dari jaringan IPFS secara keseluruhan. IPFS ibaratnya sebuah perpustakaan raksasa di mana setiap buku memiliki nomor katalog unik berdasarkan isinya, dan setiap orang bisa menjadi pustakawan yang menyimpan salinan buku tersebut.
Cara Kerja IPFS Secara Sederhana
Mari kita bayangkan Anda ingin menyimpan sebuah gambar di IPFS. Pertama, gambar tersebut akan dipecah menjadi bagian-bagian kecil (blok data). Setiap blok ini Lalu di-hash menggunakan algoritma kriptografis untuk menghasilkan pengidentifikasi uniknya masing-masing. Berikutnya, semua hash ini digabungkan dan di-hash lagi untuk menghasilkan CID akhir dari gambar Anda. CID inilah yang menjadi "alamat" unik gambar Anda di jaringan IPFS.
Ketika Anda menambahkan file ke IPFS, file tersebut tidak langsung diunggah ke satu server pusat. Sebaliknya, file itu disimpan di node IPFS lokal Anda. Jika Anda ingin file itu tersedia untuk orang lain, node Anda harus "mengumumkan" bahwa ia memiliki file dengan CID tertentu. Node lain di jaringan yang mencari file dengan CID tersebut akan dapat menemukan node Anda dan meminta salinan file tersebut. Setelah node lain mendapatkan salinan, mereka juga dapat menjadi penyedia file tersebut. Proses ini menciptakan jaringan peer-to-peer yang terdistribusi, di mana file dapat diakses dari berbagai sumber, tidak hanya satu server saja. Ini adalah fondasi dari web yang lebih tangguh dan terbuka.
NFT: Aset Digital yang Unik dan Tak Tergantikan
Non-Fungible Token, atau NFT, telah merevolusi cara kita memandang kepemilikan aset digital. Pada intinya, NFT adalah entri unik di blockchain yang membuktikan kepemilikan atas item digital tertentu. Kata "non-fungible" berarti bahwa setiap token bersifat unik dan tidak dapat digantikan dengan token lain dengan nilai yang sama, seperti halnya sebuah lukisan asli tidak dapat digantikan dengan cetakan atau salinan digitalnya. Teknologi blockchain memastikan bahwa kepemilikan NFT Anda transparan, aman, dan tidak dapat diubah.
Tapi, ada kesalahpahaman umum bahwa NFT adalah aset digital itu sendiri, seperti gambar JPG atau video MP4. Sebenarnya, NFT adalah sertifikat kepemilikan yang dicatat di blockchain. Aset digital yang diwakilinya, seperti karya seni digital, musik, atau item game, biasanya tidak disimpan langsung di blockchain. Mengapa? Karena ukuran data file media seringkali terlalu besar dan terlalu mahal untuk disimpan secara langsung di ledger blockchain yang terdesentralisasi. Jadi, yang disimpan di blockchain sebagai bagian dari metadata NFT adalah sebuah tautan atau URL yang menunjuk ke lokasi aset digital tersebut. Di sinilah letak kerentanannya jika tautan tersebut menunjuk ke penyimpanan terpusat.
Jika tautan dalam metadata NFT Anda menunjuk ke server terpusat yang dimiliki oleh pencipta atau platform penjualan, ada beberapa risiko serius. Server tersebut bisa saja mati, tautan bisa rusak (link rot), atau pemilik server bisa memutuskan untuk menghapus file tersebut. Jika ini terjadi, NFT Anda akan tetap ada di blockchain sebagai bukti kepemilikan, tetapi aset digital yang diwakilinya akan hilang atau tidak dapat diakses. Ini akan mengurangi nilai NFT secara drastis, atau bahkan menjadikannya tidak berharga. Jadi, memastikan bahwa aset digital yang mendasari NFT Anda disimpan dengan cara yang sama amannya dan terdesentralisasinya dengan token itu sendiri adalah hal yang sangat penting.
Mengapa NFT Membutuhkan Penyimpanan Terdesentralisasi?
Pikirkan skenario ini: Anda membeli NFT mahal yang merupakan karya seni digital unik. Jika gambar tersebut disimpan di server pribadi artis atau platform, apa yang terjadi jika server itu down atau artis tersebut menghapus gambarnya? Tiba-tiba, NFT Anda, yang seharusnya bernilai, menjadi "broken link" di dunia digital. Inilah yang oleh komunitas sering disebut sebagai masalah "rug pull" dari sisi penyimpanan, di mana aset pendukung NFT menghilang, meskipun tokennya masih ada. Ini adalah risiko besar yang mengikis kepercayaan dan nilai dalam ekosistem NFT.
Kebutuhan NFT akan penyimpanan terdesentralisasi muncul dari janji inti teknologi blockchain itu sendiri: keabadian, ketahanan terhadap sensor, dan kepemilikan sejati. Jika kita percaya pada prinsip-prinsip ini, maka aset digital yang diwakili oleh NFT juga harus mencerminkan prinsip-prinsip tersebut. Penyimpanan terpusat adalah antitesis dari nilai-nilai ini. Dengan menyimpan aset digital di platform terpusat, kita secara tidak langsung memberikan kendali atas aset kita kepada pihak ketiga, yang berpotensi melanggar janji desentralisasi yang menjadi daya tarik utama NFT.
Jadi, untuk menjaga integritas, nilai, dan keabadian NFT, sangat penting untuk menggunakan sistem penyimpanan yang terdesentralisasi. Sistem ini harus memastikan bahwa aset digital tetap dapat diakses selama blockchain itu sendiri ada, terlepas dari apa yang terjadi pada pencipta atau platform awal. Inilah peran krusial yang dimainkan oleh IPFS dalam ekosistem NFT, menjembatani kesenjangan antara sertifikat kepemilikan di blockchain dan aset digital yang diwakilinya.
Sinergi IPFS dan NFT: Menjamin Keabadian Aset Digital Anda
Di sinilah keajaiban terjadi. IPFS datang sebagai pahlawan tak terlihat bagi dunia NFT. Ketika sebuah NFT dicetak (minted), aset digital yang diwakilinya – bisa berupa gambar, video, GIF, atau file audio – tidak langsung dimasukkan ke dalam blockchain. Sebaliknya, file tersebut diunggah ke jaringan IPFS. Setelah diunggah, IPFS akan menghasilkan CID unik untuk file tersebut. CID inilah yang Lalu disimpan di dalam metadata NFT di blockchain, bukan URL yang menunjuk ke server terpusat.
Dengan cara ini, NFT Anda tidak lagi rentan terhadap masalah "link rot" atau sensor dari satu titik pusat. Karena CID adalah identifikasi berdasarkan konten, selama setidaknya satu node di jaringan IPFS menyimpan salinan file tersebut, aset digital Anda akan selalu dapat diakses. Ini berarti Anda tidak hanya memiliki kepemilikan atas token di blockchain, tetapi juga jaminan bahwa aset digital yang diwakilinya memiliki tingkat desentralisasi dan ketahanan yang sama. Sebagai seorang kolektor, saya selalu mencari NFT yang asetnya di-pin di IPFS karena ini menunjukkan komitmen terhadap keabadian dan nilai jangka panjang.
Mekanisme ini menciptakan jembatan yang kuat antara blockchain (untuk kepemilikan) dan IPFS (untuk penyimpanan aset). Blockchain mencatat siapa pemilik aset, dan IPFS memastikan aset itu sendiri selalu ada dan dapat ditemukan. Ini adalah kombinasi yang sangat kuat, memberikan tingkat keamanan dan keabadian yang belum pernah ada sebelumnya untuk aset digital. Ini adalah langkah fundamental menuju visi Web3 yang sepenuhnya terdesentralisasi, di mana pengguna memiliki kendali penuh atas data dan aset mereka.
Keuntungan Menggunakan IPFS untuk NFT
Ada beberapa keuntungan signifikan yang ditawarkan IPFS dalam konteks penyimpanan aset NFT:
- Immutabilitas dan Ketahanan terhadap Sensor: Karena aset diidentifikasi oleh CID-nya, aset tersebut tidak dapat diubah tanpa mengubah CID-nya. Dan karena disimpan di jaringan terdesentralisasi, sangat sulit bagi pihak mana pun untuk menghapus atau menyensornya. Ini memastikan bahwa aset digital Anda akan tetap seperti aslinya dan dapat diakses selama jaringan IPFS aktif.
- Desentralisasi Sejati: Ini sejalan dengan filosofi inti blockchain. Dengan IPFS, aset digital Anda tidak bergantung pada satu server terpusat, melainkan didistribusikan di antara banyak node. Ini mengurangi risiko kegagalan tunggal dan meningkatkan ketahanan sistem secara keseluruhan.
- Efisiensi: Menyimpan file besar langsung di blockchain akan sangat mahal dan akan membuat blockchain menjadi sangat besar. IPFS memungkinkan file disimpan secara efisien di luar rantai (off-chain) sambil tetap menjaga integritas dan aksesibilitas melalui CID di blockchain.
- Preservasi Jangka Panjang: Untuk kolektor dan seniman, jaminan bahwa karya seni digital mereka akan abadi adalah nilai yang tak ternilai. IPFS menawarkan solusi untuk memastikan bahwa aset digital akan tetap dapat diakses untuk generasi mendatang, menjaga warisan digital tetap hidup.
- Verifikasi Konten: Dengan CID, Anda dapat dengan mudah memverifikasi bahwa aset yang Anda lihat adalah aset yang sebenarnya diwakili oleh NFT Anda, karena setiap perubahan sedikit pun pada konten akan menghasilkan CID yang berbeda. Ini mencegah pemalsuan atau perubahan aset secara diam-diam.
Praktik Terbaik dan Pertimbangan dalam Menggunakan IPFS untuk NFT
Meskipun IPFS menawarkan solusi yang sangat kuat untuk penyimpanan aset NFT, ada beberapa praktik terbaik dan pertimbangan penting yang perlu Anda pahami untuk memastikan aset Anda benar-benar aman dan abadi. IPFS bekerja dengan prinsip bahwa node-node di jaringan menyimpan file. Tapi, jika tidak ada node yang tertarik untuk menyimpan file Anda, file tersebut bisa saja hilang dari jaringan. Di sinilah konsep "pinning" menjadi sangat krusial.
Pinning adalah proses "mengunci" file di IPFS agar tetap disimpan oleh satu atau lebih node. Ketika Anda mengunggah file ke IPFS, file itu mungkin hanya ada di node Anda sendiri untuk sementara. Agar file tersebut dapat diakses dan persisten di jaringan, ia perlu "di-pin". Pinning dapat dilakukan secara manual di node IPFS pribadi Anda, atau yang lebih umum, melalui layanan pinning khusus. Layanan-layanan ini menawarkan penyimpanan yang redundan dan permanen untuk file Anda di jaringan IPFS dengan biaya tertentu. Memilih layanan pinning yang terkemuka adalah langkah penting untuk memastikan aset NFT Anda tetap tersedia.
Selain pinning, penting juga untuk melakukan verifikasi secara berkala. Pastikan CID yang tercatat dalam metadata NFT Anda memang sesuai dengan aset digital yang Anda harapkan, dan bahwa aset tersebut masih dapat diakses melalui gateway IPFS. Beberapa kolektor bahkan memilih untuk menyimpan salinan lokal dari aset digital NFT mereka sebagai cadangan tambahan, meskipun ini mengurangi nilai desentralisasi. Redundansi juga merupakan kunci; menyimpan aset Anda di beberapa layanan pinning yang berbeda atau bahkan di node pribadi Anda sendiri dapat memberikan lapisan keamanan ekstra jika salah satu layanan mengalami masalah.
Berikut adalah beberapa tips untuk memaksimalkan penggunaan IPFS untuk NFT Anda:
- Pilih Layanan Pinning Terpercaya: Jika Anda adalah pembuat NFT, investasikan pada layanan pinning yang memiliki reputasi baik dan menawarkan garansi uptime yang tinggi. Ini memastikan aset Anda selalu tersedia.
- Verifikasi Metadata Secara Rutin: Baik sebagai pembuat maupun kolektor, pastikan bahwa CID di metadata NFT masih valid dan menunjuk ke aset yang benar. Alat penjelajah blockchain seringkali dapat membantu dalam hal ini.
- Pahami Batasan: IPFS sangat baik untuk file statis. Untuk konten yang sering berubah atau sangat dinamis, mungkin ada solusi lain yang lebih sesuai, meskipun untuk NFT, sebagian besar aset bersifat statis.
- Edukasi Diri dan Komunitas: Semakin banyak orang yang memahami pentingnya IPFS, semakin kuat dan tangguh jaringan tersebut. Edukasi adalah kunci untuk adopsi dan keberlanjutan.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah semua NFT menggunakan IPFS?
Tidak semua NFT menggunakan IPFS. Banyak NFT awal dan beberapa proyek masih menggunakan penyimpanan terpusat (Contohnya, server AWS atau Google Cloud) untuk aset digital mereka. Tapi, penggunaan IPFS semakin menjadi praktik terbaik dan standar yang diharapkan di komunitas NFT karena alasan desentralisasi dan ketahanan.
Apakah IPFS benar-benar gratis?
IPFS sebagai protokol itu sendiri adalah open-source dan gratis untuk digunakan. Anda dapat menjalankan node IPFS di komputer Anda sendiri secara gratis. Tapi, jika Anda ingin memastikan aset Anda selalu di-pin dan tersedia oleh pihak ketiga (yang berarti ada server yang terus-menerus menyimpan dan menyediakannya), Anda mungkin perlu membayar layanan "pinning" komersial. Layanan ini adalah bisnis yang menyediakan infrastruktur untuk memastikan file Anda tetap online.
Bagaimana jika data di IPFS hilang?
Data di IPFS tidak akan hilang selama ada setidaknya satu node di jaringan yang "memin" atau menyimpan salinan data tersebut. Konsep pinning ini sangat penting. Jika tidak ada node yang memin suatu file, file tersebut pada akhirnya bisa saja tidak dapat diakses. Inilah mengapa penting untuk menggunakan layanan pinning yang andal atau memin file Anda sendiri di beberapa node.
Apa bedanya IPFS dengan cloud storage biasa seperti Google Drive atau Dropbox?
Perbedaan utamanya terletak pada desentralisasi dan cara pengalamatan. Cloud storage biasa bersifat terpusat, data Anda disimpan di server milik satu perusahaan, dan diakses berdasarkan lokasi server. IPFS bersifat terdesentralisasi, data didistribusikan di banyak node, dan diakses berdasarkan konten (CID) bukan lokasi. Ini membuat IPFS lebih tahan terhadap sensor, lebih tangguh, dan menjamin keabadian konten.
Apakah saya perlu menginstal sesuatu untuk melihat aset di IPFS?
Tidak selalu. Anda tidak perlu menginstal IPFS untuk melihat konten. Sebagian besar browser modern dan platform NFT menggunakan "gateway" IPFS, yang merupakan server yang berfungsi sebagai jembatan antara internet tradisional dan jaringan IPFS. Ketika Anda mengklik tautan CID di NFT, gateway ini akan mengambil file dari IPFS dan menampilkannya kepada Anda seperti halaman web biasa.
Apakah IPFS aman dari peretasan?
IPFS menggunakan kriptografi untuk mengidentifikasi konten (CID) dan menjamin integritas data. Ini berarti bahwa file yang Anda akses adalah file yang persis sama dengan yang diunggah. Tapi, seperti teknologi lainnya, IPFS tidak sepenuhnya kebal dari semua jenis serangan. Serangan DDoS pada gateway IPFS atau masalah pada layanan pinning dapat memengaruhi aksesibilitas. Penting untuk diingat bahwa "aman" adalah konsep berlapis, dan IPFS menangani aspek integritas dan desentralisasi penyimpanan dengan sangat baik.
Apa itu "pinning" di IPFS?
Pinning adalah proses memberitahu node IPFS untuk secara permanen menyimpan salinan file tertentu. Ketika Anda mengunggah file ke IPFS, file itu awalnya hanya disimpan di node Anda. Agar file tersebut tetap tersedia untuk orang lain di jaringan secara berkelanjutan, Anda atau layanan pihak ketiga harus "memin" file tersebut. Pinning memastikan bahwa file tidak akan dihapus dari cache node dan akan selalu tersedia di jaringan IPFS.
Kesimpulan
Perjalanan kita memahami sinergi antara IPFS dan NFT membawa kita pada kesimpulan penting: masa depan aset digital yang benar-benar terdesentralisasi tidak hanya bergantung pada blockchain, tetapi juga pada sistem penyimpanan yang sama kuatnya. IPFS bukan hanya sebuah teknologi penyimpanan; ia adalah landasan filosofis yang memungkinkan janji keabadian dan ketahanan terhadap sensor bagi NFT menjadi kenyataan. Tanpa IPFS, banyak NFT akan menjadi sekadar entri blockchain yang menunjuk ke tautan mati di server terpusat, mengkhianati esensi dari apa yang ingin dicapai oleh Web3.
Dengan mengadopsi IPFS, kita tidak hanya menyimpan file; kita membangun fondasi untuk internet yang lebih adil, tangguh, dan tahan sensor. IPFS memastikan bahwa karya seni digital, koleksi, dan aset virtual Anda akan tetap ada, dapat diakses, dan diverifikasi, terlepas dari perubahan lanskap digital. Ini adalah investasi dalam masa depan di mana kepemilikan digital benar-benar berarti, dan setiap pengguna memiliki kendali atas data mereka.
Sebagai seorang blogger crypto yang telah lama berkecimpung di dunia ini, saya sangat optimis dengan arah yang diambil oleh ekosistem NFT dan IPFS. Sinergi ini bukan sekadar tren teknologi, melainkan sebuah pergeseran paradigma yang akan membentuk cara kita berinteraksi dengan aset digital untuk tahun-tahun mendatang. Jadi, lain kali Anda melihat NFT favorit Anda, ingatlah bahwa di balik keunikan tokennya, ada jaringan IPFS yang bekerja keras, menjamin keabadian aset digital yang Anda miliki. Mari terus membangun dan mendukung infrastruktur yang akan membawa kita menuju Web3 yang lebih baik dan lebih terdesentralisasi.