Penjual Bitcoin Gagalkan Breakout Bullish — Tapi Inilah Alasan Reli Belum Berakhir

Penjual Bitcoin Gagalkan Breakout Bullish — Tapi Inilah Alasan Reli Belum Berakhir

Meskipun penjual Bitcoin menggagalkan breakout bullish, analisis on-chain dan teknikal menunjukkan tekanan jual mereda, mengisyaratkan potensi reli yang belum berakhir.

Beberapa waktu terakhir, pasar kripto dihebohkan dengan pergerakan harga Bitcoin yang fluktuatif. Setelah sempat menunjukkan tanda-tanda kuat untuk melakukan breakout bullish, aset digital terkemuka ini harus kembali menghadapi tekanan jual. Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin bahkan sempat turun lebih dari 1%, diperdagangkan mendekati level US$108.200. Penjual berhasil menekan BTC dari level tertinggi harian, menggagalkan momentum yang sempat terbangun. Namun, bagi para pengamat pasar yang cermat, jeda ini mungkin hanya bersifat sementara. Data on-chain dan indikator teknikal justru mulai mengisyaratkan bahwa pemulihan harga Bitcoin yang lebih luas sedang dalam proses pembentukan di bawah permukaan, jauh dari pandangan mata yang hanya terpaku pada pergerakan harga harian. Reli Bitcoin mungkin belum berakhir, dan ada beberapa alasan kuat untuk optimisme ini.

Mengapa Penjual Gagal Mempertahankan Dominasi Jangka Panjang?

Meskipun tekanan jual jangka pendek terasa, beberapa metrik kunci dari analisis on-chain menunjukkan bahwa kekuatan penjual mulai melemah dan tren re-akumulasi sedang berlangsung. Ini adalah tanda penting bahwa para holder besar mulai menstabilkan posisi mereka, yang seringkali menjadi fondasi untuk kenaikan harga di masa depan.

MVRV Z-Score: Sinyal Reakumulasi dan 'Higher Low' yang Menjanjikan

Salah satu metrik paling instruktif yang menunjukkan dinamika pasar adalah MVRV Z-Score. Metrik ini berfungsi untuk membandingkan nilai pasar Bitcoin dengan nilai wajarnya, memberikan gambaran apakah Bitcoin sedang diperdagangkan di bawah atau di atas nilai intrinsiknya. Saat ini, MVRV Z-Score masih berada mendekati level terendah enam bulan di angka 1,96. Meskipun demikian, ada detail penting yang perlu diperhatikan: angka ini sedikit naik dari 1,90, yang merupakan level terendah tiga bulan pada 17 Oktober. Peningkatan kecil ini, yang membentuk "higher low", sangat signifikan dalam analisis teknikal dan on-chain.

Pola "higher low" kecil ini memiliki preseden historis yang menarik. Terakhir kali pola serupa muncul, yaitu antara tanggal 25 dan 27 September, MVRV Z-Score naik dari 2,09 ke 2,11. Apa yang terjadi setelah itu? Harga Bitcoin melonjak hampir 14%, meroket dari US$109.692 menjadi US$124.714 hanya dalam waktu seminggu. Peristiwa ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jual yang mereda, para holder jangka panjang tidak menyerah atau menjual aset mereka. Sebaliknya, mereka justru bertahan melalui penurunan, melihatnya sebagai peluang untuk re-akumulasi atau setidaknya mempertahankan posisi mereka, yang pada akhirnya memicu reli Bitcoin. Ini adalah bukti kuat bahwa penjual Bitcoin mungkin tidak memiliki daya tahan jangka panjang.

Aktivitas Penjualan Koin Menurun Tajam: Kelelahan Penjual Jangka Pendek dan Panjang

Untuk memperkuat pandangan yang dipimpin oleh MVRV Z-Score, kita dapat melihat metrik Spent Coins Age Band. Metrik ini melacak jumlah pasokan Bitcoin yang dipindahkan oleh para holder dalam jangka waktu tertentu, memberikan gambaran tentang aktivitas penjualan berdasarkan usia koin. Data terbaru menunjukkan penurunan drastis dalam aktivitas penjualan dari berbagai kategori holder.

  • Koin yang dipegang 365 hari hingga 2 tahun: Penjualan turun signifikan dari 25.263 unit BTC menjadi hanya 103 unit antara 14 dan 22 Oktober. Ini merupakan penurunan yang mencengangkan sebesar 99,6%.
  • Koin jangka pendek (7–30 hari): Penjualan juga anjlok dari 13.273 unit menjadi 145 unit, atau penurunan sebesar 98,9% dalam satu hari terakhir.

Kedua penurunan tajam ini, yang merupakan level terendah bulanan, adalah indikator yang sangat kuat. Ini menunjukkan bahwa semakin sedikit koin yang dijual di pasar. Dengan kata lain, baik penjual jangka panjang maupun jangka pendek mulai kehabisan momentum. Para holder besar nampaknya sedang menstabilkan posisi mereka, dan para pengambil untung jangka pendek hampir menyelesaikan aksi mereka. Kelelahan penjualan yang terjadi ini dipercaya akan membuka jalan bagi pemulihan harga dan potensi reli Bitcoin. Ini adalah sinyal bahwa penjual Bitcoin mulai kehilangan cengkeraman mereka di pasar.

Analisis Teknis: Setup Pembalikan yang Tangguh di Balik Penolakan Bearish

Selain data on-chain, analisis teknikal juga menyajikan gambaran yang menarik, menunjukkan bahwa meskipun ada penolakan bearish yang terlihat di permukaan, ada setup pembalikan yang tangguh sedang terbentuk.

Pola Falling Wedge dan Ketidakpastian Doji Candle

Pada grafik 12 jam, harga Bitcoin terus bergerak dalam pola falling wedge. Pola ini, secara klasik, dianggap sebagai formasi bullish yang cenderung akan mengalami breakout ke atas. Harga BTC sempat menguji batas atas pola ini, mendekati level US$114.000. Namun, sayangnya, upaya ini gagal. Sumbu atas yang panjang pada candlestick menunjukkan bahwa penjual dengan cepat masuk ke pasar, menyeret harga kembali mendekati US$108.000. Ini adalah momen ketika penjual Bitcoin berhasil menggagalkan breakout bullish.

Meskipun demikian, yang menarik adalah candlestick doji yang terbentuk tepat setelah penolakan ini. Doji menandakan ketidakpastian yang kuat antara pembeli dan penjual, di mana tekanan beli dan jual berada dalam keseimbangan. Dalam banyak kasus, doji seringkali menjadi fase terakhir sebelum terjadinya pembalikan tren. Ini menunjukkan bahwa meskipun penjual berhasil menekan harga untuk sementara, mereka tidak mampu memegang kendali sepenuhnya, dan pembeli masih memiliki kekuatan untuk menahan penurunan lebih lanjut.

Divergensi Bullish RSI: Sinyal Tersembunyi dari Kekuatan Harga

Indikator Relative Strength Index (RSI), yang melacak kekuatan dan kecepatan pergerakan harga, semakin mendukung pandangan pembalikan ini. Antara tanggal 25 September dan 21 Oktober, terjadi sebuah fenomena penting yang disebut divergensi bullish. Selama periode ini, harga Bitcoin membuat lower low (titik terendah yang lebih rendah), sementara RSI secara bersamaan membuat higher low (titik terendah yang lebih tinggi).

Divergensi bullish adalah salah satu sinyal paling kuat dalam analisis teknikal yang seringkali menandakan bahwa tekanan jual yang ada mulai memudar. Ini terjadi karena meskipun harga aset digital menunjukkan pelemahan, momentum internal atau kekuatan beli yang mendasarinya sebenarnya menguat. Setup semacam ini sering menjadi pertanda bahwa pembalikan tren ke atas sudah dekat. Dengan kata lain, meski harga Bitcoin terlihat lemah, kekuatan fundamentalnya sedang membangun momentum untuk reli yang akan datang.

Proyeksi Harga Bitcoin: Level Kritis dan Target Potensial

Berdasarkan gabungan analisis on-chain dan teknikal, ada beberapa level harga penting yang harus diperhatikan oleh para investor dan trader. Level-level ini akan menentukan arah pergerakan harga Bitcoin selanjutnya dan apakah reli yang tertunda ini akan terwujud.

Jika Bitcoin berhasil menembus di atas level US$111.500, yang merupakan batas atas pola falling wedge, ini akan menjadi konfirmasi breakout jangka pendek. Penembusan ini dapat mendorong harga menuju target pertama di US$114.000. Penutupan yang kuat di atas level US$114.000 akan membuka jalan bagi reli selanjutnya menuju US$116.000. Jika momentum terus menguat, dorongan lebih lanjut menuju US$124.200 sangat mungkin terjadi. Target-target ini menandakan bahwa reli Bitcoin masih memiliki potensi besar.

Namun, seperti biasa dalam pasar yang volatil, ada juga risiko penurunan yang perlu dipertimbangkan. Penurunan di bawah level US$107.500 akan menunda pergerakan bullish yang diproyeksikan. Lebih jauh lagi, jika harga Bitcoin jatuh di bawah US$103.500, ini akan membatalkan optimisme secara keseluruhan dan menunjukkan bahwa penjual Bitcoin masih memiliki kendali yang signifikan untuk saat ini.

FAQ

  • Apa itu MVRV Z-Score dan mengapa penting untuk Bitcoin? MVRV Z-Score adalah metrik on-chain yang membandingkan nilai pasar Bitcoin dengan nilai wajarnya. Penting karena membantu mengidentifikasi periode di mana Bitcoin mungkin undervalued atau overvalued, seringkali menandakan puncak atau dasar pasar.
  • Apa arti divergensi bullish pada RSI untuk harga Bitcoin? Divergensi bullish pada RSI terjadi ketika harga Bitcoin membuat lower low sementara RSI membuat higher low. Ini adalah sinyal kuat bahwa tekanan jual memudar dan pembalikan tren ke atas mungkin akan segera terjadi.
  • Apakah jeda harga Bitcoin saat ini merupakan akhir dari reli bullish? Tidak harus. Data on-chain menunjukkan tekanan jual yang mereda dan setup teknikal mengindikasikan potensi pembalikan. Jeda saat ini lebih mungkin merupakan fase konsolidasi sebelum reli Bitcoin selanjutnya, meskipun ada penjual Bitcoin yang mencoba menggagalkan momentum.

Kesimpulan

Meskipun penjual Bitcoin berhasil menggagalkan breakout bullish jangka pendek dan menekan harga, analisis mendalam terhadap data on-chain dan indikator teknikal menyajikan gambaran yang jauh lebih optimis. Metrik seperti MVRV Z-Score dan Spent Coins Age Band menunjukkan kelelahan penjualan dari holder jangka panjang maupun jangka pendek, mengisyaratkan fase re-akumulasi sedang berlangsung. Ditambah dengan pola falling wedge dan divergensi bullish pada RSI, ada setup yang kuat untuk pembalikan tren. Reli Bitcoin mungkin belum berakhir; sebaliknya, pasar bisa jadi sedang membangun fondasi yang lebih kokoh untuk kenaikan harga di masa mendatang, menunjukkan bahwa meskipun ada ganjalan sementara, potensi reli Bitcoin masih sangat besar.

Posting Komentar